Sistem Eksresi Manusia - Mari Belajar - Belajar dimana saja dan kapan saja.
Terbaru
Memuat...

Jumat, 22 Agustus 2014

Sistem Eksresi Manusia


Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Zat-zat sisa yang dikeluarkan dari alat-alat tersebut berasal dari proses metabolisme. Zat-zat sisa hasil proses dalam tubuh yang tidak dibutuhkan harus dikeluarkan karena dapat mengganggu, bahkan meracuni tubuh.
Organ-organ ekskresi pada manusia antara lain ginjal, kulit, hati, dan paru-paru. Ginjal mengeluarkan urine, kulit mengeluarkan keringat, paru-paru mengeluarkan karbondioksida, dan hati mengeluarkan zat warna empedu.

Ekskresi merupakan salah satu proses pengeluaran zat dari tubuh. Selain ekskresi ada juga proses sekresi dan defekasi. Apa perbedaan antara ketiganya?
Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa metabolisme. Zat tersebut diserap dan diangkut oleh darah dan dikeluarkan bersama urine, keringat dan pernapasan. 
Defekasi adalah proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan atau zat yang tidak mengalami pencernaan. Zat tersebut berupa feses yang dikeluarkan melalui anus. 
Sekresi merupakan proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang masih digunakan oleh tubuh. Zat yang dihasilkan berupa enzim dan hormon.

Berikut adalah alat-alat eksresi pada manusia :
1. Ginjal

a. Anatomi ginjal
1) Korteks (lapisan terluar)
Terdapat badan Malpighi, yang terdiri dari glomerulus dan kapsula bowman. Glomerulus merupakan kumpulan cabang-cabang halus pembuluh darah. Sedangkan, kapsula bowman merupakan lapisan yang melingkupi glomerulus.
2) Medulla (sumsum ginjal)
Terdapat banyak tubulus keletivus (tubulus pengumpul) yang bermuara pada pelvis renalis (rongga ginjal).
3) Rongga ginjal (pelvis)
Rongga ginjal, yaitu tempat menampung urine sebelum dialirkan ke kantong kemih.

b. Saluran ginjal
1) Ureter
Fungsi: menyalurkan urin ke kantung kemih (vesica urinaria)
2) Kantung kemih
Fungsi: menampung urin sementara.
3) Uretra
Fungsi: mengeluarkan urin ke luar tubuh.

c. Fungsi ginjal
1) Menyaring darah dari nadi ginjal yang berasal dari aorta, berupa zat-zat sisa yang tidak diperlukan tubuh yang terdapat dalam darah dan dikumpulkan dalam bentuk urin (air kemih).
2) Menjaga keseimbangan air di dalam tubuh, dengan cara membuang air jika air berlebih (pemasukan air banyak) dan mengurangi pengeluaran air jika pemasukan air sedikit.

d. Proses pembentukan urin
1) Filtrasi : penyaringan sisa metabolisme
2) Reabsorbsi : penyerapan kembali zat-zat yang dibutuhkan tubuh
3) Augmentasi : pengeluaran zat yang tidak berguna dan tidak dapat disimpan di dalam tubuh

Darah dari aorta menuju glomerulus(filtrasi atau penyaringan) protein tetap berada di pembuluh darah dan terbentuk urin primer yang mengandung air, garam, asam amino, glukosa dan urea >>> tubulus kontortus proksimal(reabsorpsi atau penyerapan kembali) menyerap glukosa, garam, air, dan asam amino. Terbentuk urin sekunder yang mengandung urea >>> tubulus kontortus distal(augmentasi atau pengeluaran zat) melepaskan zat-zat yang tidak berguna atau berlebihan ke dalam urin dan terbentuk urin sebenarnya >>> tubulus kolektivus >>> rongga ginjal >>> ureter >>> kandung kemih >>> uretra >>> urine keluar tubuh. 
(untuk lebih jelasnya, lihat selengkapnya dalam gambar bagian-bagian dan anatomi ginjal) 
Jadi, pembentukan urine dibagi menjadi 3 tahap, yaitu filtrasi(penyaringan), reabsorpsi(penyerapan kembali), dan augmentasi(pengeluaran zat). 

e. Zat-zat yang terkandung dalam urin
a) Air. Kurang lebih 95%.
b) Urea, asam urat, dan amonia dan merupakan sisa pembongkaran protein.
c) Empedu yang memberikan warna kuning pada urine.
d) Garam.
e) Zat yang bersifat racun atau berlebihan lainnya.

f. Faktor yang memengaruhi jumlah urine yang keluar
a) Jumlah air yang diminum.
b) Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar osmosisnya seimbang.
c) Pengaruh hormon antidiuretik(ADH) atau hormon vasopresin. Yaitu hormon yang mengatur kadar air dalam darah.
d) Iklim/musim/cuaca. Ketika musim hujan(dingin) produksi urin berlebihan, ketika musim kemarau(panas) produksi urin berkurang.
e) Stimulus atau saraf.

g. Gangguan dan kelainan pada ginjal
1. Uremia tertimbunnya urea dalam darah sehingga mengakibatkan keracunan.
2. Albuminuria urine mengandung albumin(protein) yang disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.
3. Diabetes insipidus penyakit kekurangan hormon vasopresin atau hormon antidiuretik(ADH) yang mengakibatkan hilangnya kemampuan mereabsorpsi cairan. Akibatnya, penderita bisa mengeluarkan urine berlimpah mencapai 20 liter.
4. Diabetes melitus : terdapat glukosa dalam urine. Terjadi karena menurunnya hormon insulin yang dihasilkan pankreas.
5. Nefritis : gangguan pada ginjal karena infeksi bakteri streptococcus sehingga protein masuk ke dalam urine.
6. Batu ginjal : adanya endapan garam kalsium di dalam kantong kemih
7. Gagal ginjal : ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga harus dibantu dengan cuci darah atau cangkok ginjal.
8. Hematuria : urin mengandung darah karena adanya kerusakan pada glomerulus.

2. Hati

a. Anatomi Hati
Hati adalah organ kelenjar besar yang mulai berkembang pada minggu ketiga kehamilan. Ukuran hati relatif lebih besar pada janin dibandingkan orang dewasa. Hati terus berkembang selama bertahun-tahun sejak anak usia dini dan dikatakan sepenuhnya berkembang pada saat yang selesai 15 tahun. Seperti disebutkan sebelumnya, hati adalah organ terbesar serta kelenjar terbesar dari tubuh manusia. Beratnya sekitar 1,6 kilogram pada orang dewasa. Sebuah jaringan jaringan ikat mencakup ini seperti sepon massal berbentuk baji coklat kemerahan. Lapisan jaringan ikat yang menutupi hati disebut sebagai kapsul Glisson itu. Hati terdiri dari empat lobus yang tidak setara berukuran. Ini lobus disebut sebagai lobus kanan, lobus kiri, lobus kuadrat dan lobus berekor. Hanya lobus kiri dan kanan dapat dilihat bila hati dilihat dari depan. Dari lobus ini, lobus kanan adalah yang terbesar dalam ukuran.

b. Saluran Empedu
Saluran empedu (Bahasa Inggris: bile duct) dalam istilah anatomi, adalah struktur-struktur berbentuk tabung panjang yang membawa empedu. Empedu diperlukan untuk pencernaan makanan dan disekresikan oleh hati melalui duktus hepatikus (hepatic duct). Saluran ini akan bergabung dengan duktus sistikus (cystic duct - membawa empedu keluar masuk kantung empedu) untuk membentuk suatu saluran empedu besar menuju usus.

c. Fungsi Hati
1) Menyimpan glikogen(gula otot) yang merupakan hasil pengubahan dari glukosa karena hormon insulin.
2) Menetralkan racun.
3) Membentuk protrombin(untuk pembekuan darah).
4) Tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A.
5) Tempat pembentukan urea dan amonia yang berasal dari pemecahan protein yang rusak yang selanjutnya dikeluarkan dari tubuh melalui urin.
6) Tempat pembentukan sel darah merah pada janin.
7) Sebagai organ ekskresi yang bertugas merombak eritrosit(sel darah merah).

d. Gangguan pada hati
1) Penyakit wilson merupakan penyakit keturunan dengan kadar zat tembaga dalam tubuh yang berlebihan sehingga mengakibatkan gangguan fungsi hati.
2) Hepatitis merupakan radang atau pembengkakan hati.
3) Sirosis merupakan penyakit hati yang kronis dan mengakibatkan guratan pada hati sehingga hati menjadi tidak berfungsi.

3. Kulit

a. Anatomi Kulit
1) Epidermis (lapisan kulit ari)
Merupakan bagian terluar yang sangat tipis. Bagian ini terdiri dari dua lapisan, yaitu: 
a) Lapisan tanduk/stratum korneum 
- Lapisan paling luar dan tersusun dari sel yang telah mati.
- Mudah terkelupas.
- Tidak memiliki pembuluh darah dan syaraf sehingga tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan darah bila lapisan ini mengelupas.
b) Lapisan malpighi 
- Tersusun dari sel-sel hidup.
- Terdapat pigmen yang memberikan warna kulit dan melindungi dari sinar matahari.
- Terdapat ujung syaraf.
2) Dermis (lapisan kulit jangat)
Lapisan dermis lebih tebal dibandingkan lapisan epidermis. Di lapisan ini terdapat bagian-bagian berikut: 
- Pembuluh darah untuk mengangkut zat-zat makanan ke rambut.
- Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit.
- Ujung syaraf. Yang terdiri dari korpuskulus pacini(reseptor tekanan), korpuskulus meissner’s (reseptor raba/sentuhan), korpuskulus ruffini (reseptor panas), reseptor rasa nyeri, dan korpuskulus krause (reseptor dingin).
- Kelenjar minyak. Menghasilkan minyak yang berfungsi untuk meminyaki rambut dan kulit agar tidak kering.
- Kantong rambut merupakan tempat tertanamnya akar rambut.
3) Jaringan bawah kulit (subkutaneus)
Pada jaringan ini terdapat lemak yang berfungsi menahan panas tubuh dan melindungi tubuh bagian dalam dari benturan. 
Faktor-faktor pemicu keringat: 
- Peningkatan aktifitas tubuh
- Peningkatan suhu lingkungan
- Guncangan emosi
- Syaraf

b. Fungsi Kulit
1) Alat pengeluaran (ekskresi) dalam bentuk keringat.
2) Pelindung tubuh dari gangguan fisik (sinar, tekanan, dan suhu), gangguan biologis (jamur), dan gangguan kimiawi.
3) Mengatur suhu badan.
4) Tempat pemberntukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari.
5) Tempat menyimpan kelebihan lemak.
6) Sebagai indra peraba.

c. Gangguan pada kulit
1) Jerawat merupakan gangguan pada kelenjar minyak yang umumnya dialami oleh anak remaja.
2) Scabies atau kudis merupakan penyakit kulit karena tungau (Sarcoptes scabies).
3) Pruvitus kutanea merupakan penyakit kulit dengan gejala timbul rasa gatal yang dipicu oleh iritasi saraf sensorik perifer.
4) Eksim atau alergi merupakan penyakit kulit karena infeksi atau iritasi bahan luar yang termakan atau menyentuh kulit.
5) Gangren adalah kelainan pada kulit yang disebabkan oleh matinya sel-sel jaringan tubuh. Ini disebabkan oleh suplai darah yang buruk di bagian tertentu salah satunya akibat penekanan pada pembuluh darah tertentu (seperti balutan yang terlalu ketat).

4. Paru-Paru

a. Anatomi Paru-Paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas  permukaannya ± 90m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700 juta buah. Paru-paru dibagi dua: Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Paru-paru kiri, terdiri dari dua lobus, pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior.
Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. 
Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm. Letak paru-paru di rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat bagian tampuk paru-paru yang disebut hilus. Pada mediastinum depan terdapat jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua:
1. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru.
2. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas. 

b. Fungsi paru-paru
Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang tidak dibutuhkan tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru diantaranya penjaga keseimbangan asam basa tubuh. bila terjadi acidosis, maka tubuh akan mengkompensasi dengan mengeluarkan banyak karbondioksida yang bersifat asam ke luar tubuh.

c. Gangguan pada paru-paru
1) Asma atau sesak nafas. Disebabkan alergi terhadap benda-benda asing yang masuk hidung.
2) Kanker paru-paru. Disebabkan oleh kebiasaan merokok atau terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi yang memengaruhi pertukaran das di paru-paru.
3) Emfisema adalah penyakit pembengkakan alveolus yang menyebabkan saluran pernafasan menyempit.

Share with your friends

Give us your opinion

Pemberitahuan
Selamat datang di blog Mari Belajar.
Ayo bagikan kebaikan dengan membagikan artikel yang bermanfaat di blog Mari Belajar ke sosial media kalian.
Jangan lupa untuk like dan follow sosial media Mari Belajar untuk mendapatkan materi belajar terbaru setiap harinya.
Tutup
Night Mode